Jawaban Pihak Ultrajaya Soal Susu UHT Mengandung Bakteri
by : prastomo. 26 Feb 2020
Jawaban Pihak Ultrajaya Soal Susu UHT Mengandung Bakteri
Beredar kabar, susu UHT Full Cream Ultra Milk 250 ml di sebuah minmarket yang berada di Jalan Jenderal Sudirman, Sinjai Utara, Sulawesi Selatan positif mengandung bakteri Streptococcus. Hal tersebut terungkap, ketika salah satu konsumen menguji coba satu kemasan susu UHT yang dianggap memiliki rasa yang berbeda, pada 22 Juni 2018 lalu.
Terlait kabar tersebut, Public Relation Manager PT Ultrajaya Milk Industri, Azwar Thahier mengatakan, pihak manajemen PT. Ultrajaya Milk Industry, sedang berkoordinasi langsung dengan kantor Dinas dan Balai Besar Veteriner tersebut. Dengan tujuan, untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap seperti kode produksi dan kadaluarsa sampel yang dianalisa serta kondisi kemasan atau produk tersebut.
Pengumpulan fakta di Iapangan ini menurutnya, sangat penting untuk membantu memastikan penyebab susu terkontaminasi bakteri tersebut. “Kami sedang menganalisa sample dan BPOM juga menganalisa sample dengan kode yang sama. Hasil penelusuran dengan dinas terkait di Sinjai, karyawan dinas membeli tiga dan menemukan satu pack terasa pahit,” kata Azwar saat dihubungi JawaPos.com, Selasa (28/8).
Seperti dikabarkan dalam surat edaran Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sinjai, bahwa satu kemasan UHT positif mengandung Bakteri streptococcus. Hal tersebut dibuktikan, dengan adanya uji coba di laboraturium.
Menurut Azwar, jika bakteri streptococcus masuk ke dalam tubuh manusia, maka akan menimbulkan gangguan pada kondisi tubuh. Diantaranya rasa mual hingga muntah-muntah.
“Disarankan jika (terkonsumsi) segera minum air hangat atau teh pahit agar gejala berkurang. Pada kasus berat bisa menyebabkan diare juga,” ujarnya.
Untuk diketahui, seluruh produk PT Ultrajaya termasuk Ultra Milk full cream diproses dengan teknologi UHT yaitu pemasanan dengan suhu 14O celsius selama 4 detik untuk mematikan semua bakteri yang terdapat dalam produk tersebut. Selain itu, produk dibungkus dengan kemasan steril (aseptik) 6 lapis untuk menghindari kontaminasi dari luar.
“Kemasan rusak yang sudah terkontaminasi bakteri udara luar menyebabkan produk terasa asam, pahit atau menggumpal serta biasanya disertai kemasan terlihat kembung,” pungkasnya.
Komentar
Posting Komentar