Lion Air JT 6-10 jatuh karena 'sensor tidak berfungsi,
by : prastomo 26 Feb 2020
Lion Air JT 6-10 jatuh karena 'sensor tidak berfungsi, pilot tak dapat mengendalikan tanpa petunjuk', demikian kesimpulan KNKT
akibat asumsi dan kurang lengkapnya kajian terkait efek-efek yang dapat terjadi di kokpit, "sensor tunggal yang diandalkan untuk MCAS dianggap cukup dan memeuhi ketentuan sertifikasi."
Temuan KNKT juga mengungkapkan, desain MCAS yang mengandalkan satu sensor rentan terhadap kesalahan.
MCAS atau Maneuvering Characteristics Augmentation System, memiliki fitur otomatis. Gunanya adalah memproteksi pesawat dari manuver yang berbahaya, seperti mengangkat hidung pesawat terlalu tinggi, sehingga mengakibatkan stall.
"Pilot mengalami kesulitan melakukan respon yang tepat terhadap pergerakan MCAS yang tidak seharusnya, karena tidak ada petunjuk dalam buku panduan dan pelatihan," papar Nurcahyo.
Menurut KNKT, indikator AOA DISAGREE tidak tersedia di pesawat Boeing 737-8 (MAX) PK-LQP, "berakibat informasi ini tidak muncul pada saat penerbangan dengan penunjukan sudut AOA yang berbeda antara kiri dan kanan."
"Sehingga," lanjut KNKT, "perbedaan ini tidak dapat dicatatkan oleh pilot dan teknisi tidak dapat mengindentifikasi kerusakan AOA sensor."
Terungkap pula bahwa AOA sensor pengganti mengalami kesalahan kalibrasi yang "tidak terdeteksi pada saat perbaikan sebelumnya."
Apa tanggapan Lion Air?
Dalam pesan singkat yang disampaikan Corporate Communication Strategic Lion Air Group, Danang Mandala Prihantoro, pihaknya berterima kasih terhadap KNKT atas investigasi yang telah dilakukan selama setahun terakhir ini.
Bagi Lion Air, investigasi yang dilakukan menghasilkan rekomendasi sebagai langkah perbaikan bagi Lion Air agar kecelakaan serupa tidak akan pernah terulang.
KNKT memberikan tiga rekomendasi terhadap Lion Air, salah satu di antaranya adalah memperbaiki sistem petunjuk bagi para kru penerbang.
Langkah Lion Air Pulihkan Kepercayaan Pasca Insiden JT 610
Maskapai penerbangan Lion Air mengupayakan berbagai langkah untuk mengembalikan kepercayaan penumpang pasca kecelakaan penerbangan pada 29 Oktober lalu. Pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta - Pangkal Pinang kala itu hilang sinyal dan jatuh menghunjam perairan Tanjung Pakis, Karawang.
"Banyak langkah kami lakukan, kami sangat prihatin dengan keluarga korban, baik penumpang maupun kru," tutur Direktur Operasional Lion Air Daniel Putut di Bandara Soekarno - Hatta, Tangerang, Ahad, 4 November 2018.
Saat ini, upaya yang paling utama dilakukan adalah dengan terus menyemangati para pegawainya. Pasalnya setelah tragedi itu terjadi, kesedihan melanda pegawai perseroan. "Tapi kami akan tetap semangat."
Di samping itu, pembenahan yang dilakukan adalah evaluasi menyeluruh di perseroan. Salah satu yang dievaluasi adalah pelatihan untuk para kru dan staf penerbangan. "Kami dalam posisi memang secara bisnis penerbangan posisi terendah, tapi alhamdulillah dengan informasi yang positif kami bangun kepercayaan," tutur Daniel.
Daniel mengatakan perseroan juga patuh kepada regulasi yang berlaku. Sehingga, perseroan bakal menyiapkan berbagai kebutuhan penerbangan dengan sebaik mungkin.
Komentar
Posting Komentar